
Dikisahkan, pada zaman dahulu di sebuah desa kecil dekat hutan ada seorang petani yang sudah tua. Ia mempunyai tiga anak laki-laki, yaitu Alberto, Dominique, dan Pedro.
Petani tua itu kini sudah tidak memiliki kekuatan untuk bekerja di sawah.
Tangannya mulai bergetar ketika memegang cangkul, sedangkan ketiga anaknya belum ada yang bekerja. Karena sebentar lagi musim panas, ia pun meminta anak-anaknya ke kota untuk mencari kerja.
Keesokan harinya, Alberto, Dominique, dan Pedro berangkat ke kota untuk mencari pekerjaan. Setibanya di kota, mereka langsung mendapatkan pekerjaan sebagai tukang angkat barang di sebuah toko milik pedagang kaya raya.
Setiap bulan, mereka akan mendapatkan 300 koin sebagai bayaran. Tidak hanya itu, mereka juga mendapatkan tempat tinggal dan makanan gratis selama bekerja di pedagang kaya itu.
Mereka pun bekerja pada saat itu juga. Akan tetapi, Alberto dan Dominique tidak tahu diri. Mereka justru asyik mengobrol dan beristirahat, sedangkan Pedro bekerja sendirian.
Ia bekerja memikul dan mengangkat barang dagangan seorang diri. Saat malam tiba, Alberto dan Dominique pun hanya makan berdua. Sedangkan Pedro makan sendirian di dapur.
Kejadian malang itu ia alami selama satu bulan. Saat waktu pembayaran tiba, pedagang mengatakan bahwa ia menyukai hasil pekerjaan Alberto, Dominique, dan Pedro. Walau sebenarnya semua hanya dilakukan oleh Pedro seorang.
Sesuai janjinya, Pedagang itu memberikan 300 koin untuk mereka bertiga. Ternyata, upah mereka tidak hanya koin saja. Pedagang itu memberi mereka masing-masing 1 kuda untuk transportasi.
Alberto dan Dominique langsung memilih kuda jantan yang terlihat gagah dan kuat, namun Pedro memiliki pilihan yang berbeda. Matanya tertuju pada seekor kuda kecil yang memiliki poni dan tanduk. Pedro merasa sangat senang dengan kuda kecil pilihannya.
Pedagang dermawan itu memberi waktu seminggu untuk Alberto, Dominique, dan Pedro. Mereka pun memutuskan untuk pulang dengan menunggangi kuda masing-masing.
Sesuai dugaan, kuda poni milik Pedro berjalan dengan sangat lambat. Pedro pun mendapatkan ejekan dari kedua kakaknya. Namun, Pedro hanya bisa diam saja. Kedua kakaknya pun pergi meninggalkan sang adik seorang diri. Pedro lalu mengelus kepala kudanya dan berkata agar jangan mendengarkan ucapan kakaknya.
Namun, siapa sangka kuda itu menjawab, bahwa dia dapat mendengarkan mereka dan sejujurnya dia sedikit tidak terima. Pedro yang mendengar jawaban kudanya itu pun terkejut dan hampir saja terjatuh.
Kuda itu ternyata memang dapat bicara, namun tidak semua orang dapat mendengarnya. Hanya orang-orang tertentu saja yang dapat mendengar suaranya. Sebenarnya, dia adalah Unicorn yang punya kekuatan ajaib dan namanya adalah Cornel.
Cornel mengatakan bahwa ia memiliki indra keenam, dan ia dapat mengetahui apa pun yang terjadi di dunia. Cornel ternyata melihat, bahwa kedua kakak Pedro hampir terkena masalah besar.
Kedua kakak Pedro melewati jalan yang salah, dan menuju jalan yang mematikan. Di jalan itu, mereka akan bertemu sebuah kastil besar milik dua penyihir jahat. Dua penyihir itu akan berubah menjadi wanita cantik untuk memikat mereka. Jika mereka terpikat, mereka akan membunuhnya dengan cara memberikan racun pada makanan yang mereka hidangkan.
Walau Pedro sering diperlakukan semena-mena, Pedro tetap ingin menolong kakaknya dari bahaya. Oleh karena itu, Pedro pun meminta bantuan dari Cornel yang memiliki kekuatan ajaib.
Cornel pun lalu membawa Pedro terbang, hingga Pedro terkesima dengan keajaiban Cornel. Di sisi lain, benar ucapan Cornel, Dominique dan Alberto terpikat dengan kecantikan penyihir yang menyamar menjadi wanita cantik. Lara dan Nina adalah nama samaran mereka.
Dua penyihir itu hanya bisa tersenyum, dan Nina menawarkan mereka untuk mampir ke dalam dan makan makanan lezat yang telah mereka siapkan. Tentu saja Alberto dan Dominique tidak menolak, mereka justru merasa senang dan memanfaatkan momen itu untuk mendekati kedua wanita cantik itu.
Kemudian masuklah Alberto dan Dominique. Kastil itu tampak makin megah dari dalam, dan di meja sudah terdapat beberapa makanan lezat yang tentunya beracun.
Lara lalu meminta mereka itu untuk duduk dan menikmati hidangan yang ada. Untung saja, Pedro tiba tepat waktu. Kedua kakaknya hampir saja memakan makanan dari penyihir.
Alberto yang tidak bahwa yang datang adalah adiknya yang ingin menyelamatkannya, dia justru menyuruh penyihir itu untuk mengusirnya.
Pedro lalu menjelaskan bahwa, mereka adalah penyihir. Dan dia akan tewas jika makan makanan yang disediakan. Sayangnya, Alberto dan Dominique tidak percaya dengan perkataan sang adik.
Cornel merasa geram dengan sikap kedua kakak Pedro, lalu Ia pun menunjukkan wujud asli para penyihir dengan kekuatannya. Wujud asli para penyihir itu terlihat sangat menyeramkan.
Lalu, dengan cepat para penyihir itu membaca mantra dan mengubah Alberto dan Dominique menjadi katak. Mereka juga akan menyihir Pedro, namun mereka gagal karena Cornel melindunginya.
Cornel yang merasa muak pun menyihir para penyihir itu hingga mereka tidak dapat bergerak. Kemudian, Cornel meminta Pedro agar membawa kakaknya naik ke punggungnya untuk membuatnya menjadi manusia kembali.
Sedangkan penyihir itu, Cornel akan menghapus kekuatan dan ingatan mereka. Jadi, mereka akan menjadi manusia biasa yang tak bisa apa-apa.
Setelah itu, Cornel, Pedro, dan kedua katak terbang menuju ke rumah sang petani. Setibanya di rumah, dengan kekuatannya Cornel mengembalikan Alberto dan Dominique ke bentuk semula.
Alberto dan Dominique merasa sangat bersalah pada Pedro, mereka menyadari bahwa selama ini terlalu jahat pada sang adik. Dengan kebaikan hatinya, Pedro memaafkan kedua kakaknya.
Mereka pun berpelukan. Sejak saat itu, Alberto dan Dominique tidak berbuat jahat lagi pada Pedro. Sebagai ucapan maaf, mereka sering membantu pekerjaan sang adik. Melihat tuannya merasa senang, Cornel pun ikut merasa tenang dan bahagia.