Pocahontas

Di tanah suku Indian Algonquin, ada seorang putri Indian yang merupakan putri dari seorang kepala suku bernama Powhatan. Powhatan sendiri banyak dikenal sebagai seorang kepala suku dari Algonquin yang sangat kuat, ia juga memiliki banyak pengikut di tanahnya tersebut.

Sementara sang putri, Pocahontas memiliki kegemaran menjelajahi alam. Ia bahkan menganggap bahwa alam merupakan rumah yang aman untuknya, hingga Pocahontas pun sering melakukan petualangan. Ia juga memiliki seorang teman bernama Nakoma yang memiliki hobi atau kegemaran yang sama. Mereka banyak menghabiskan waktu sampai berhari-hari lamanya untuk menjelajah alam bersama.

Pocahontas yang pemberani juga suka sekali bermain di sekitar air terjun, bahkan ia senang meloncat dari puncak air terjun tinggi ke bagian lainnya. Bahkan, saat sang putri memiliki masalah ia akan selalu berpetualang.

Pocahontas juga memiliki pohon jaib kesayangan yang bernama Nenek Willow. Pocahontas sangat senang dengan Nenek Willow. Ia sering bertemu dengannya baik sendiri atau bersama Nakoma. Suatu hari, pohon ajaib tersebut berkata bahwa di sekeliling Pocahontas ada roh. Sang pohon yang bernama Nenek Willow melanjutkan, bahwa mereka hidup di bumi, air, dan langit jika Pocahontas mau mendengarkan maka mereka akan dengan senang hati membimbingmu.

Suatu hari, ia melihat kedatangan sebuah kapal besar yang tidak seperti biasanya. Kapal tersebut dihuni oleh banyak orang yang memiliki wajah dan perawakan berbeda dengannya. Salah satu orang yang dilihat oleh Pocahontas bernama John Smith, dan ia berhasil menarik perhatian Pocahontas.

Pocahontas pun mengikutinya. Ia melewati hutan sampai tiba di sebuah tanah yang sepertinya akan dihuni atau bahkan diambil alih oleh mereka, ternyata John Smith pun melihat Pocahontas. Walau Pocahontas tahu dirinya harus berhati-hari terhadap orang asing, akan tetapi ia tetap melangkah maju. Ajaibnya mereka mampu mengerti bahasa masing-masing dan akhirnya menjadi teman.

Keduanya sering menjelajah alam berdua. Pocahontas juga seringkali mengajarkan kepada John Smith tentang apa yang Nenek Willow selalu ajarkan padanya. Salah satunya adalah bahwa semua hal di alam terhubung menjadi satu.

Meski John Smith dengan Pocahontas sangat akur, namun hal tersebut tidak terjadi pada orang-orang yang tinggal di tanahnya. Pendatang kelompok John dan suku Indian Algonquin tidak percaya satu sama lain.

Keduanya pun saling berebut kekuasaan. Pocahontas yang tahu bahwa perselisihan semakin memanas, mencoba untuk mendorong sang ayah yang notabennya kepala suku untuk berbicara dengan kaum pendatang tersebut. Hanya saja, ayahnya tidak mau mendengarkan.

Suatu malam, John menemui Pocahontas di rawa tempat roh Nenek Willow berada. Dia ingin bertemu dengan Pocahontas untuk mengatakan bahwa ia ingin melindungi Pocahontas sekaligus sukunya. Saat itu mereka telah jatuh cinta. Hanya saja kesalahpahaman terjadi saat itu, para pejuang dari suku Indian Algonquin menangkap John.

Keesokan harinya, perang akan terjadi. Saat suku Indian Algonquin siap berperang melawan pendatang, Pocahontas dengan berani melangkah maju. Ia juga membuat aksi untuk memberi tahu ayahnya bahwa dirinya mencintai salah satu pendatang, yaitu John Smith yang kemarin ditangkap.

Pocahontas juga mengatakan bahwa jika sukunya menyakiti John, maka artinya sukunya siap berperang dengan Pocahontas sendiri. Sang ayah yang mendengar putrinya berbicara seperti itu pun, akhirnya menurunkan senjata dan membebaskan John.

Namun, saat itu John sudah terluka. John juga harus kembali ke negaranya untuk mendapat suatu pengobatan. Pocahontas juga sebenarnya ingin pergi membersamai John, namun saat itu ia tidak dapat meninggalkan sukunya. Pocahontas pun hanya dapat membiarkan John Smith pergi sembari memberikan pelukan selamat tinggal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *