Kelana Sakti

Pada zaman dahulu, di daerah Sumatera Utara berdiri sebuah kerajaan besar bernama Kerajaan Purnama. Kerajaan itu dipimpin oleh Raja Indra Sakti yang adil dan bijaksana, hingga seluruh rakyatnya hidup makmur dan sejahtera.

Pada zaman itu, di salah satu desa terpencil yang menjadi wilayah kerajaan Purnama, hiduplah sepasang suami istri dengan seorang putra yang sudah remaja bernama Kelana Sakti. Kelana Sakti adalah anak yang baik hati dan rajin, setiap hari dia membantu ayah dan ibunya bekerja di sawah dan di kebun. Karena semua anggota keluarga itu rajin bekerja, maka kebutuhan hidup mereka tercukupi hingga kehidupan mereka pun sangat tenteram.

Suatu hari, tersebar kabar bahwa Raja Indra Sakti sakit keras. Banyak sudah tabib yang didatangkan dari berbagai negeri, namun sang Raja masih terbaring lemah. Permaisuri dan kerabat raja sudah pasrah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hari terus berjalan, kesehatan sang Raja semakin memburuk. Suatu saat sang Raja memiliki firasat yang kurang baik, maka ia meminta permaisurinya untuk memanggil Panglima Badau. Mendengar perintah sang Raja, Permaisuri pun segera memanggil Panglima Badau. Tidak lama kemudian, Panglima Badau pun sudah berdiri di samping pembaringannya. Sang Raja kemudian menitipkan kerajaan dan putranya yang masih kanak-kanak kepada Panglima Badau.

Kabar kematian sang Raja membuat rakyat Purnama bersedih hati, seluruh rakyat turut berduka. Pada hari pemakaman sang Raja, langit tampak kelabu seperti turut bersedih. Tidak berapa lama setelah kematian sang Raja, Panglima Badau menobatkan dirinya sebagai raja hingga sang Pangeran dewasa. Sejak menjadi raja, Badau suka berfoya-foya. Setiap hari berpesta pora dan bermabuk-mabukan, badau menjadi lupa pada tugasnya sebagai raja. Kerajaan tidak terurus dan kacau balau, dan kesejahteraan rakyat pun tidak diperhatikan.

Karena setiap hari digunakan untuk berpesta, lambat laun harta istana pun habis. Badau kemudian memerintahkan prajuritnya untuk menarik pajak lebih banyak lagi. Tidak jarang harta rakyat diminta secara paksa, jika melawan mereka akan disiksa dan dipenjarakan.

Sejak dipimpin Badau, rakyat sangat menderita. Kejahatan merajalela, pasar-pasar menjadi sepi. Para pedagang takut dagangannya dirampas prajurit-prajurit raja. Para petani juga takut meninggalkan rumahnya, karena takut hartanya dicuri. Akibatnya, hasil pertanian mereka kurang baik. Melihat keadaan itu, keluarga raja sangat kecewa. Tetapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa, Badau yang kejam itu akan memenjarakan siapa saja yang menentangnya.

Suatu sore, Kelana Sakti terlihat duduk-duduk bersama ayah dan ibunya. Tiba-tiba datang beberapa prajurit mendatangi rumahnya, prajurit itu datang dengan maksud meminta harta keluarga Kelana. Kelana dan ayahnya berusaha mempertahankan harta benda yang mereka miliki, namun mereka kalah kuat hingga Kelana dan ayahnya dihajar para prajurit itu.

Kemudian, seorang prajurit sambil menyeret ibu dan ayah Kelana untuk dibawa ke istana. Melihat ibu dan ayahnya diseret, Kelana berteriak-teriak memanggil ibu dan ayahnya. Teriakan Kelana itu membuat para prajurit kerajaan tambah jengkel. Tiba-tiba, beberapa prajurit mendekati Kelana dan menghajarnya hingga pingsan. Setelah itu, prajurit tersebut pergi meninggalkan Kelana yang masih tergeletak di tanah.

Beberapa saat kemudian Kelana siuman, dia pun bingung dengan keadaan kedua orang tuanya. Ternyata, Kelana telah ditolong oleh seorang Kakek yang tidak dia kenal. Kakek itu pun lalu meminta Kelana untuk tinggal bersamanya. Kelana kemudian tinggal bersama sang kakek, dan diia diajari berbagai ilmu beladiri dan ilmu pengobatan. Kelana pun tumbuh menjadi pemuda yang pemberani dan baik budi, dan kini dia telah menguasai berbagai ilmu yang telah diberikan sang Kakek.

Sementara itu, kekacauan dan kejahatan di Kerajaan Purnama semakin merajalela. Sebagai pemuda yang mencintai kedamaian, Kelana tidak tega melihat penderitaan rakyat. Dia sering duduk termenung memikirkan rakyat, dan dia juga selalu teringat ayah dan ibunya yang dibawa prajurit.

Kelana kemudian mengumpulkan para pemuda di Kerajaan Purnama, mereka dilatih beladiri dan dibekali strategi berperang oleh kakek itu. Setelah melakukan persiapan secukupnya, Kelana dan para pemuda pun menyerang istana. Raja Badau yang kejam itu pun akhirnya dapat dikalahkan. Keluarga raja dan rakyat Purnama pun menjadi senang, karena mereka tidak diperintah lagi oleh raja yang zalim itu. Atas jasa-jasanya tersebut, Kelana diangkat menjadi raja hingga putra Raja Indra Sakti dewasa. Dia memimpin Kerajaan Purnama dengan adil dan bijaksana, hingga akhirnya Negeri Purnama kembali menjadi kerajaan yang makmur.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *