
Dikisahan, pada jaman dahulu di suatu lembah hidup seorang pedagang yang sangat kaya namun sama sekali tidak senang dengan putra tunggalnya. Anak itu tidak menunjukkan tanda kecerdasan atau kreativitas, apalagi kemauan untuk bekerja. Namun, ibunya selalu memikirkan hal yang baik dari anaknya dan terus membuat alasan untuk membela anaknya.
Saat anak itu sudah memasuki usia untuk menikah, sang ibu memohon kepada suaminya untuk mencarikan istri untuk anak mereka. Sang suami terlalu malu pada putranya yang mala,s dan dalam pikirannya sendiri telah sepenuhnya memutuskan untuk tidak pernah menikah. Namun, sang ibu sangat berharap ingin melihat putra tunggalnya itu menikah dan memiliki seorang cucu. Hal itu telah dinanti-nantikannya selama bertahun-tahun, sang Ibu tidak ingin melihat anak satu-satunya itu menjadi perjaka tua.
Sang ibu selalu berusaha membujuk suaminya agar mencarikan istri untuk anaknya. Sang suami sudah mulai lelah dan habis kesabarannya, karena sang istri selalu memuji dan mendesak mencarikan istri untuk anaknya.
Kemudian sang suami itu berkata kepada istrinya saat dia memuji putranya,
“Aku sudah mendengar hal ini berkali-kali sebelumnya, tetapi kamu belum pernah membuktikannya. Aku tidak percaya dengan apa yang kamu katakan. Tapi kali ini, agar kamu puas dan untuk membuktikan perkataanmu, aku akan memberikan si bodoh itu kesempatan sekali lagi. Berikan satu koin paisa ini kepadanya dan katakan padanya untuk pergi ke pasar. Dengan satu koin paisa ini, dia harus dapat membeli satu benda. Satu benda itu sesuatu yang bisa untuk dimakan, sesuatu untuk diminum, sesuatu untuk dikunyah, sesuatu untuk ditanam di kebun, dan beberapa makanan untuk sapi.“
Sang ibu memberikan instruksi kepada anaknya sambil memberinya satu koin paisa, kemudian anak itu pergi ke pasar. Saat dia telah sampai di sungai, dia menjadi khawatir dan bertanya-tanya,
“Apa yang bisa dibeli hanya dengan satu koin paisa yang bisa untuk dimakan, diminum dan melakukan semua hal lain yang diminta ibuku? Tentunya ini adalah tugas yang mustahil!”
Pada saat sang anak bertanya-tanya sendiri, putri seorang pandai besi datang dan menghampiri anak itu. Melihat ekspresi anak itu yang tidak bahagia, dia bertanya kepadanya apa yang terjadi. Dia mengatakan semua yang diperintahkan ibunya kepadanya. Setelah mendengar cerita anak itu, sang putri lalu menyarankan agar anak itu membeli sebuah semangka. Hal itu karena buah semangka terdapat sesuatu untuk dimakan, sesuatu untuk diminum, sesuatu untuk dikunyah, sesuatu untuk ditanam di kebun, dan beberapa makanan untuk sapi itu. Jika dia memberikan kepada orang tuanya, mereka pasti akan senang.
Dengan cepat anak itu melakukan apa yang disarankan kepadanya. Saat sang istri pedagang melihat kepintaran putranya, dia sangat senang karena berhasil mengerjakan perintah ayahnya. Namun anak itu berkata pada ibunya, bahwa sebernarnya putri dari seorang pandai besi yang menyarankannya untuk membeli sebuah semangka.
Walau demikian, sang ayah terkesan bahwa anak itu telah menemukan solusi yang sangat bagus. Maka mereka mengundang keluarga tukang besi itu ke rumah mereka untuk makan malam. Kedua orang tua sang putri dan sang anak pedang senang melihat cinta bermekar antara dua pasangan muda-mudi itu. Maka sang putra saudagar itu pun menikahi sang putri tukang besi, dan pemuda itu menjadi suami muda pekerja keras dan mereka semua hidup bahagia selamanya.