
Pada zaman dahulu, di sebuah kerajaan hiduplah seorang Raja dengan ketiga Putranya. Ketiga Putranya kini sudah tumbuh menjadi dewasa. Karena ketiga Pangeran sudah dewasa, Raja sangat berharap mereka segera menikah.
Suatu hari, Raja menyuruh ketiga Pangeran untuk pergi mengembara. Dengan begitu mereka dapat mencari seorang istri. Akhirnya, Pangeran sulung, meminta restu sang Raja. Namun, di tengah perjalanan. Pangeran Sulung melihat seekor Tikus yang berlari kesana kemari, namun tikus itu terlihat berbeda dari tikus lainnya. Akhirnya, Tikus berlari menghampiri kaki Kuda yang di naiki Pangeran Sulung, Pangeran Sulung berusaha supaya Kudanya tidak menginjak si Tikus, namun si tikus tidak mau pergi. Tikus itu meminta agar diajak aku ke Istana, dan dijadikan tunangan.Kata Namun Pangeran Sulung langsung menolaknya, dan ia langsung pergi dan mempercepat kudanya.
Tidak lama kemudian, Pangeran Sulung memberikan kabar ke pada Raja, ia sudah bertemu dengan Putri cantik dari kerajaan tetangga. Setelah mendapat kabar baik, Pangeran Kedua langsung pergi mengembara. Sama persis seperti Pangeran Sulung, ia bertemu seekor Tikus. Tikus memohon untuk di jadikan tunangannya. Pangeran Kedua tidak meghiraukan dan langsung pergi dengan cepat. Pangeran Kedua pun berhasil bertemu dengan Putri dari kerajaan lain.
Akhirnya, Pangeran Bungsu meminta restu Raja untuk segera pergi mengembara dan membawa Putri cantik. Namun, di tengah perjalanan ia pun bertemu dengan seekor Tikus sama seperti kedua kakaknya. Si Tikus pun memohon dengan sangat sedih agar Pangeran Bungsu membawanya ke istana dan menjadikannya sebagai tunangan. Pangeran Bungsu merasa sangat kasihan melihat si tikus memohon lalu ia pun bersedia menerima si tikus.
Tikus langsung mengajak Pangeran untuk melihat tempat tinggal yang di huninya. Tikus berlari mendahului Pangeran Bungsu untuk menunjukkan jalan. Pangeran Bungsu menaiki Kuda dan mengikuti dari belakang dan sampailah di sebuah batu yang sangat besar. Setelah tiba, si tikus itu masuk ke dalam liang kecil.
Pangeran Bungsu yang sangat penasaran, lalu ia langsung turun dari Kudanya dan menghampiri liang tikus terebut. Setelah ia menunggu cukup lama, akhirnya keluarlah si tikus dan menyerahkan cincinnya kepada Pangeran Bungsu. Cincin itu sangat indah, Pangeran pun sangat terkejut melihat cincin yang indah dan belum pernah di lihatnya.
Pangeran Bungsu segera kembali ke Istananya dan ia menunjukan cincin dari tikus. Namun, ia sama sekali tidak mau menceritakan dari mana asal Putri yang menjadi pilihannya. Semua orang dalam istana terkejut melihat keindahan cincin yang ia kenakan. Cincin kedua kakaknya tidak seindah cincin yang di miliki Pangeran Bungsu. Setelah beberapa saat, raja memanggil ketiga Putranya. Raja menginginkan roti buatan calon menantunya.
Pangeran Bungsu sangat kebingungan, ia berpikir bagaimana cara tikus tunangannya membuatkan roti untuk Raja. Akhirnya, ia memutuskan untuk menceritakan apa permintaan ayah. Pangeran Bungsu langsung pergi menemui si tikus, dan ia menanyakan apakah Tikus sanggup membuatkan roti. Lalu si tikus mengatakan, bahwa besok pagi roti yang di inginkan raja akan dia siapkan.
Pangeran segera kembali ke istana dan sangat berharap tikus tunangannya benar-benar dapat membuatkan roti. Keesokan harinya, Pangeran Bungsu segera kembali ke rumah tikus. Ia melihat si tikus sudah menunggunya dan roti pesanan Raja. Pangeran Bungsu segera membawa roti tersebut ke istana.
Raja pun langsung mencicipi roti buatan calon-calon menantunya. Kedua kakaknya membawa roti yang rasanya biasa. Namun, Roti yang paling lezat, adalah roti buatan si tikus calon istri dari Pangeran Bungsu.
Setelah mencicipi roti dari para calon menantunya, kini raja menginginkan mereka untuk membuatkan minuman baginya. Ketiga Pangeran langsung pergi menemui calon istrinya masing-masing untuk memberitahukan permintaan Raja yang kedua. Si tikus pun menyuruh Pangeran Bungsu untuk kembali keesokan harinya. Keesokan harinya Pangeran Bungsu kembali, dan ia melihat sebuat pot emas dan di hiasi batu-batu mulia, sudah siap. Ketika tutup pot di buka, terciumlah bau yang sangat wangi dan segar. Raja pun langsung mencicipi minuman itu. Namun, Raja tidak pernah minum minuman sesegar dan seenak buatan si tikus hingga raja sangat bahagia.
Akhirnya, Raja meminta ketiga Putranya untuk membawa calon istrinya ke istana. Raja ingin sekali melihat wajah calon menantunya. Pangeran Bungsu pun mulai kebingungan, kemudian Pangeran Bungsu langsung pergi menemui Tikus dan mengabarkan untuk membawanya ke istana.
Lalu si tikus meminta Pangeran Bungsu agar tidak perlu khawatir, karena semuanya akan berakhir dengan baik. Namun, Pangeran Bungsu harus menyiapkan satu kulit telur, enam ekor kumbang, dan dua ekor lalat. Lalu ikat keenam ekor kumbang pada kulit telur tersebut, kemudian pasangkan ke dua ekor lalat dalam kulit telur, satu di depan dan di belakangku. Aku akan berada paling belakang, dan saat aku tiba di istana nanti, tirukan apa yang kedua kakak Pangeran lakukan kepada calon istrinya. Semuanya akan berakhir dengan baik.
Pangeran Bungsu menuruti apa yang dikatakan si tikus, walau hatinya pun sedikit ragu dan khawatir apa yang akan terjadi. Tidak lama kemudian, si tikus duduk di dalam kulit telur dan berangkatlah mereka ke istana. Pengeran Bungsu melihat kedua kakaknya menggendong dan mencium calon istrinya. Pangeran Bungsu pun melakukan peris seperti kakaknya.
Tanpa di duga, tiba-tiba, seorang Putri cantik berada dalam gendongan Pangeran Bungsu dan kendaraan yang di naiki Tikus berubah menjadi sebuah kereta indah lengkap dengan pengawalnya. Mereka pun masuk ke dalam istana. Semua orang yang berada dalam istana sangat terpesona melihat kecantikan Putri Tikus. Setelah mengenalkan calon istri dari ketiga Pangeran, putri-putri tersebut kembali ke istana masing-masing.
Pangeran Bungsu mengantarkan Putri Tikus kembali rumahnya, terkejut batu tempat tinggalnya berubah menjadi istana yang indah dan megah. Ternyata Putri terkena kutukan penyihir jahat, sehingga istananya berubah menjadi batu dan ia berubah menjadi Tikus.Hingga akhirnya, Putri dan Pangeran Bungsu pun menikah, dan hidup bahagia.