Dikisahkan, pada jaman dahulu ada seorang putri yang bernama Putri Diomira. Dia merupakan putri dari Raja Bohemia yang sangat berkuasa. Banyak pangeran dari negeri tetangga yang datang untuk melamarnya, namun Putri Diomira merupakan orang yang sangat pemilih. Semua pelamar yang datang dianggap kurang memenuhi syarat untuk dijadikan suaminya, tidak ada seorang pangeran pun yang berkenan dihatinya.
Namun baginda Raja meminta Putri Diomira harus menikah, karena baginda Raja membutuhkan seorang menantu untuk membantunya memerintah negeri dan seorang cucu untuk meneruskan keturunannya.
Putri Diomira tahu suatu saat dia harus menikah, namun dia ingin menikah dengan seorang pemuda yang tampan, pandai dan bijaksana. Sayangnya, hingga saat ini dia masih belum menemukan pemuda sesuai pilihan hatinya.
Bagi Putri Diomira, para pangeran yang datang melamarnya dianggap membosankan. Hingga akhirnya, dia berencana untuk menunda pernikahannya sampai menemukan pemuda yang berkenan di hatinya.
Putri Diomira pun mengatakan, bahwa dia menikah dengan seorang pemuda yang dapat memenangkan sayembaranya. Dia harus duduk diam dalam sebuah kamar bersamanya selama tiga jam dan tidak boleh membiarkannya keluar dari kamar itu.
Mendengar permintaan dan kesanggupan putrinya, Raja Bohemia menjadi lega. Sayembara itu kelihatannya tidak sulit, karena sulit bagi seorang gadis untuk dapat keluar dari kamar yang tertutup rapat. Lalu diperintahkan beberapa pangeran yang pernah melamar putrinya untuk mengikuti sayembara itu, ternyata sayembara itu tidak semudah yang dikira. Pelayan Putri Diomira merupakan seorang tukang sihir yang dalam sekejap dapat merubah Putri Diomira menjadi bunga, burung, atau binatang apa saja.
Banyak pangeran dan pemuda yang datang untuk mencoba keberuntungannya, mereka pun duduk dalam kamar tertutup bersama Putri Diomira dan pelayannya. Walau mereka sudah terus menerus mengawasi Putri Diomira dengan cermat, bahkan tidak berkedip, namun Putri Diomira selalu berhasil keluar dari kamar itu.
Dan akhirnya, tibalah giliran Pangeran Matias yang datang bersama tiga pengawal setianya dan sakti. Ketiga pengawal Pangeran Matias itu yaitu, yang pertama si Tangan Panjang yang dapat menjangkau apa pun dan sejauh apapun juga. Yang kedua bernama Lidah Api, yang dapat menghanguskan apa saja dengan nafasnya. Dan yang ketiga bernama Mata Elang, seorang yang matanya dapat melihat dengan sangat tajam. Pangeran Matias yang tampan bersama ketiga pengawalnya duduk dalam kamar tertutup, menghadap Putri Diomira dan pelayannya. Setengah jam berlalu, tidak ada kejadian apa pun.
Tetapi, tanpa sepengetahuan Pangeran Matias dan ketiga pengawalnya, pelayan Putri Diomira mengucapkan mantra dan sang putri pun berubah menjadi buah apel dan menggelinding ke bawah lemari. Karena begitu cepatnya, tidak ada seorangpun yang sempat mengetahuinya, kecuali si Mata Elang.
Si Mata Elang kemudian berbisik kepada Pangeran Matias yang kemudian memerintahkan si Tangan Panjang untuk mengambil buah apel itu dan meletakkannya kembali ke kursi, apel itu pun berubah menjadi Putri Diomira.
Satu jam berlalu, pangeran Matias mulai bosan. Pelayan Putri Diomira kemudian mengucapkan mentera lain, kemudian Putri Diomira pun berubah menjadi ikan mas yang berenang-renang dalam akuarium. Kejadian itu pun terjadi begitu cepat dan hanya si Mata Elang yang dapat melihatnya. Dia berbisik kepada sang Pangeran dan Pangeran pun berbisik kepada si Lidah Api sambil menunjuk akuarium.
Si Lidah Api tersenyum, ditiupnya akuarium itu hingga airnya mendidih dan pecah. Si Tangan Panjang pun menangkap ikan mas itu sebelum jatuh ke lantai, dan meletakkannya kembali ke atas kursi. Ikan mas itu kemudian menjelma menjadi Putri Diomira.
Tiga jam hampir berlalu, sepertinya Pangeran Matias akan berhasil memenangkan sayembara itu. Tapi sekali lagi mulut pelayan itu bergerak, dan sang putri berubah menjadi burung merpati yang kemudian terbang melesat ke arah jendela. Mata Elang yang melihatnya pun berbisik kepada Pangeran Matias.
Sang pangeran pun melompat berdiri, dan dengan sigap ia mengambil busur dan dengan tepat memanah merpati itu pada kedua sayapnya. Dalam sekejap burung itu menjelma kembali menjadi Putri Diomira tanpa terluka sedikit pun.
Waktu pun sudah habis, dan Pangeran Matias dinyatakan menjadi pemenang. Putri Diomira harus menikah dengannya, dan Raja Bohemia pun sangat gembira. Pangeran Matias merupakan putra seorang raja yang besar kekuasaannya, dan layak untuk menjadi menantunya. Putri Diomira pun juga merasa bahagia, karena Pangeran Matias berhasil memenangkan sayembara itu. Selain tampan pangeran itu juga cerdik.
Pesta perkawinan Putri Diomira dan Pangeran Matias berlangsung sangat meriah, semua rakyat juga menyambutnya dengan gembira. Mereka diundang tanpa terkecuali, diberi anggur serta makanan yang lezat.
Akhirnya, Pangeran Matias memerintahkan pelayan Putri Diomira untuk beristirahat dan tinggal dalam sebuah pondok yang menyenangkan di pedesaan. Menurut Pangeran Matias, hidupnya bersama Putri Diomira tidak akan tenang selama ada pelayan yang juga merangkap menjadi tukang sihir itu.