Tanduk Panjang

Dikisahkan, ada sepasang suami istri yang hidup di salah satu desa. Mereka memiliki seorang anak perempuan yang sudah remaja, namun mereka juga menginginkan anak laki-laki. Keinginannya pun dikabulkan, mereka dikaruniai seorang anak laki-laki. Namun, pasangan suami istri tersebut tidak menerimanya, sebab bayi yang baru dilahirkan sang istri itu bertanduk. Karena malu, mereka pun berniat untuk membuang bayi itu.

Suami istri itu kemudian meletakkan bayinya di dalam sebuah peti, selain itu mereka juga menaruh sebutir telur dan segenggam beras. Mereka kemudian menghanyutkan bayi itu di sungai. Anak perempuan mereka yang melihat hal itu menjadi sangat sedih, bahwa adiknya telah dibuang oleh orang tuanya.

Anak perempuan itu kemudian terus mengikuti peti yang berisi adiknya. Saat terdengar tangisan bayi di dalam peti, dia lalu berbicara adiknya itu. Anak perempuan itu menyuruh adiknya untuk memakan beras yang ada di dalam peti, jika dia kelaparan. Bayi itu pun terdiam, begitu seterusnya. Anak perempuan itu terus mengikuti peti bayi adiknya yang mengalir di sungai. Setiap kali adiknya menangis, ia selalu berhasil membujuknya. Tidak terasa sudah berbulan-bulan lamanya ia mengikuti adiknya. Hingga akhirnya peti itu tiba di tepi sungai, alangkah senang hati anak perempuan itu.

Namun, ia sangat kaget. Dari dalam peti, keluar seorang pemuda tampan, pemuda itu sama sekali tidak bertanduk. Bahkan, telur yang diberikan oleh ayahnya dulu kini telah menjadi seekor ayam jago. Mereka berdua kemudian pergi ke salah satu desa untuk melanjutkan hidup. Sementara itu, ayah dan ibu mereka merasa sedih. Mereka telah membuang anak laki-lakinya, dan mereka juga telah kehilangan anak perempuan yang mereka cintai.

Mereka berdua menyesal telah membuang anak laki-lakinya, namun nasi sudah menjadi bubur. Mereka hanya bisa berdoa agar kelak semua anaknya dapat kembali lagi ke pelukan mereka. Si Tanduk Panjang kini sudah menjelma menjadi pemuda yang gagah. Kini ia, kakaknya, dan ayam jagonya pergi ke salah satu desa, dan mereka sama sekali tidak memiliki bekal makanan. Ternyata, di desa itu sedang diadakan adu ayam. Siapa yang bisa memenangkan lomba adu ayam itu, dia akan mendapatkan uang yang cukup banyak.

Tanduk panjang pun setuju, ia kemudian mengikutkan ayam jagonya kedalam lomba tersebut. Ternyata, ayam jago milik Tanduk Panjang berhasil mengalahkan semua peserta. Tanduk Panjang pun berhak mendapatkan hadiah yang banyak.

Mereka kemudian hidup dari satu desa ke desa lain, mereka ingin kembali lagi ke desa mereka. Ternyata, di setiap desa yang mereka lalui perlombaan adu ayam. Setiap perlombaan, ayam milik Tanduk Panjang selalu menang. Akhirnya, mereka pun memiliki banyak uang.

Ternyata, walau kedua orangtuanya telah membuangnya, ia sama sekali tidak marah dan sakit hati. Ia justru ingin kembali ke rumahnya. Akhirnya, mereka pun kembali ke kampung halaman. Orangtua mereka hampir tidak percaya bahwa kedua anaknya telah kembali. Mereka bersyukur, karena Tuhan telah mengabulkan doa mereka. Namun, kedua orangtua Tanduk Panjang tidak mengenali pemuda gagah itu.

Ayah dan ibu mereka hampir tidak percaya. Mereka pun meminta maaf, karena telah membuang Tanduk Panjang. Akhirnya, kedua orang tua itu memeluk Tanduk Panjang. Kini, mereka bisa kembali hidup bersama. Bahkan, hidup mereka tidak lagi kekurangan, karena Tanduk Panjang membawa banyak uang dari perlombaan adu ayamnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *